Sleman-
Kamis, 29 Otober 2015 bagian olahraga dan kesenian Organisasi Santri Ibnul
Qoyyim (Rivan OSIQ) menggelar Ujian Kenaikan Tingkat Tapak Suci (UKT TS)
sebagai salah satu program kerja yang dimiliki bagian Rivan.
Sasaran dari UKT TS ini adalah santriwati kelas 1,
2, dan kelas khusus yang memang sudah mendapatkan beberapa pertemuan latihan
sebagai bekal untuk menghadapi ujian tersebut. Ujian Kenaikan Tingkat
menggunakan system 6 bulan sekali untuk setiap ujian, dalam setiap ujian
diadakan ujian fisik, tertulis, ragawai maupun jelajah malam. Pada dasarnya
sikap yang ingin diterapkan dalam Tapak Suci adalah sikap-sikap islam.
Santriwati saat mengerjakan ujian tulis |
Panitia UKT TS (Ujian Kenaikan Tingkat Tapak Suci) |
Tapak Suci sendiri memiliki khas agar lebih mengerti
bagian agama, lebih syar’I dan beretika. Tapak Suci mengadopsi dari peraturan perundingan
Ikatan Tapak Suci Indonesia (IPSI), dan biasanya Tapak Suci digunakan untuk
berdakwah. Ujian Kenaikan Tingkat ini diadakan mulai pada tanggal 29 Oktober
2015 sore hingga 30 Oktober 2015 pagi. “ Baguslah buat anak-anak. Masalahnya
juga mereka siajarin berbagai macam jurus. Walaupun awalnya gak serius dan
semangat. Ditambah lagi dengan kedatangan kakak-kakak Pemerinta Daerah, mereka
jadi lebih tambah semangat buat naik tingkat.” Ujar Detia, selaku panitia UKT
TS 2015.
Awal UKT ini dibuka dengan ujian tulis yang
diselenggarakan di lapangan PPIQ Putri. Setelah Isya’ dilanjutkan dengan
upacara pembukaan dan perkenalan kakak-kakak dari PEMDA. Ujian fisik sebagai
pemanasan dasar dilakukan di lapangan depan SD Muhammadiah Pajangan 2. Berbagai
pemanasan telah dilakukan dan pada akhirnya mereka menlanjutkan ujian ragawi
atau jurus dasar yang dibagi menjadi beberapa kelompok. Setelah beristirahat
selama 2 jam dilanjutkan lagi dengan jelajah malam dengan rute : Ibnul Qoyyim,
SD Muhammadiah Pajangan 2, Masjid Mujahidin, rumah Pak Yahmin, jalan timur
pondok, Kantin Al Maidah, Bengkel, Makam Muslim, lapangan voly.Jelajah malam
tersebut merupakan sebuah pengarahan dan uji mental bagi para peserta.
“
Ya bagus, asyik, mendidik. Kita juga dibenerin jurus-jurusnya. Emang sih
awalnya takut, udah kepikiran JMnya bakalan ngeri sampe kemana-mana, ternyata
cuma main malem gitu. Walaipun capek, ngantuk, sebel tapi tetep asyik.
Bermanfaat pokoknya buat kita.” Ujar Nurlina dan Intan Dita ketika diwawancarai
olem tim jurnalis. Ujian ini meruakan salah satu agenda yang diharapkan selalu
berkembang dalam setiap tahapnya. (Rasya)-ed:mimiSantriwati saat mengerjakan ujian |
Santriwati saat melakukan ujian fisik di malam hari |
0 comments :
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !